Saturday, September 26, 2009

aku nggak tau ini apa judulnya xp

Sejak pagi anak perempuan itu sudah bersiapsiap untuk pergi. Ia pergi bukan untuk mencari ilmu, tetapi untuk mencari nafkah. Pakaian lusuh yang kotor dan tak layak pakai itu masih dipakainya sejak kemarin. Rasa gatal pada tubuhnya akibat baju itu sudah tidak terasa lagi. Rupanya, anak itu memang sudah sering memakai bajunya berharihari.

'Mak, mawar berangkat ya. Salamualaekum !' , ujar perempuan itu sambil meraih gitar kesayangannya. Ya, namanya mawar. Hanya satu kata. Tapi itu lah doa ibunya untuknya agar ia bisa menjadi seperti bunga mawar yang cantik. Bisa berguna untuk orang lain seperti bunga mawar yang mempunyai sari madu untuk kupukupu. Dan bisa mandiri serta melindungi dirinya sendiri seperti bunga mawar yang memiliki duri sebagai alat pelindungnya .

'Iy..ya nak. Uhuk.. Uhuk.. Wa..alaikum..salam. Hatihati' jawab ibu mawar agak tersendatsendat. Maklum, beliau sedang sakit.

'Oke mak!' kata mawar sambil mengacungkan jempolnya,'Mamak baikbaik ya'. Mawar pun pergi ke tempat pangkalannya yang tak jauh dari rumah. Ia pergi ke terminal bus antarkota. Setiap hari, sejak ia berumur 12tahun ia sudah menjajakan suaranya disana. Tak heran, sampai ia berumur 16tahun, ia sudah mengenal para supir bus disana.

***

Lelaki itu turun dari taksi yang di tumpanginya. Dari penampilannya, terlihat sekali bahwa ia adalah anak band. Apalagi dengan gitar yang dibawa di punggungnya. Di lihatnya salah satu bus tujuan Bandung sudah dipenuhi penumpang. Ia pun langsung menuju ke bus itu. Mungkin masih ada kursi kosong, pikirnya. Dari kejauhan, Mawar sedang asyik bercengkrama dengan Yani, teman pengamennya sambil menyeruput teh es di warung Pak Soleh di terminal. Ternyata, Mawar sudah sampai di terminal sedari tadi. Tak lama, Yani melihat seorang lelaki berkulit putih, berkacamata retro sedang berlari menuju bis tujuan Bandung. Ia pun langsung memberitahu Mawar, jarangjarang ia melihat pemandangan seperti itu.

'War, war. Ada cowok cakep! Anak band deh kayaknya', kata Yani sambil menyenggolnyenggol tangan Mawar.

Byurr !! Uhuk ! uhuk !

'Semprul memang lo. Lagi minum juga di senggolsenggol. Kesedek nih gue!', omel Mawar.

'Ya maap. Tu loh! Ada cowok cakep. Anak band dah kayaknya, War'

'Ah, elo mah semua cowok juga lo bilang cakep, manis. Tukang parkir aja lo bilang cakep. Kiamaaatt dunia'

'Ehhehe.. Tapi yang ini beda, War!'

'Yang mana sih orangnya? Yang mana??'

'Itu tuh yang..', belum sempat Yani melanjutkan omongannya, Mawar memotongnya duluan, 'Eh, gue duluan ya! Bus Bandung udah ada yang penuh tuh. Daaahhh. Pak, ntar pas saya balik baru saya bayar ni teh. Makasi ya pak!'

'Yee.. Dianya pergi. Semprul juge lo'

Mawar pun berlari menuju bus bertujuan Bandung itu. Biasanya ia menaiki bus hanya sampai di persimpangan saja. Kemudian ia turun dan menunggu bus yang hendak ke terminal yang berhenti sejenak di persimpangan tersebut.

***

Lelaki itu naik ke bus tersebut. Beruntung, ternyata masih ada kursi kosong tersisa. Setelah lelaki itu duduk, datanglah seorang pengamen dengan gitar di genggamannya yang kemudian menyapa para penumpang bus yang ada.

'Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, bapakbapak dan ibu semua. Mudahmudahan kabar anda sekalian baikbaik saja. Seperti biasa, saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk anda semua di selasela seperti ini. Selamat menikmati', ujar pengamen itu. Gitar yang telah dibawanya itu pun di mainkannya. Alunan lembut melodinya membuat para penumpang menyimak permainan si pengamen tersebut. Dan mulailah ia menyanyikan sebuah lagu.

Bila cinta menggugah rasa
Begitu indah mengukir hatiku
Menyentuh jiwaku hapuskan semua gelisah...


Alunan melodi kembali terdengar disela nyanyian itu. Sang supir bus sudah menjalankan busnya. Persimpangan tinggal beberapa kilometer lagi.

Duhai cintaku pujaan hatiku
Peluk diriku dekap jiwaku
Bawa ragaku melayang memeluk bintang
Tenang saja aku menantinya
Tenang saja aku mendambanya
Tenang saja aku merindunya
Karna dia..
Karena dia, begitu indah..
Begitu indah


Usai sudah nyanyian pengamen tersebut. Sudah saatnya berjalan di sepanjang bis untuk meminta uang dari para penumpang. Ia tak berharap diberi banyak, yang penting pemberian itu ikhlas. Dan ternyata, ada salah seorang penumpang yang memberinya uang 50rb rupiah.

'Bujubuneng, banyak amat mas ngasihnya ?' kata pengamen itu heran. Selama ini nggak pernah ada penumpang yang memberinya sampai sebanyak itu. Syukursyukur dikasih 5rb.

'Nggak apapa. Itu buat kamu. Suara kamu bagus', kata penumpang itu.

'Hah? Yaudah, makasi ya mas', kata si pengamen. Ia pun kemudian berjalan kembali ke tempat ia berdiri tadi. Persimpangan sudah dekat. Si pengamen mengakhiri kegiatannya di bus itu.

'Terima kasih atas perhatiannya. Semoga anda sampai di tujuan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh'

Si pengamen itu pun turun dari bus. Kegiatan tadi kemudian dilanjutkan sang kenek untuk menjuali tiket di busnya. Ketika itu, salah seorang penumpang ada yang bertanya pada si kenek.

'Pak, pengamen yang tadi itu namanya siapa?' tanya si penumpang.

'Yang tadi? Yang tadi itu teh si Mawar. Dia sering ngamen di bus saya ini. Tongkrongannyah di terminal bus antarkota biasanyah. Kenapa teh, si mas ni nanyain si Mawar? Naksir yeuh?' kata si kenek dengan logat sundanya.

'Ah, enggak. Saya cuman suka aja sama suaranya'

'Eleuhh.. Eluehh si mas teh malumalu. Mawar itu anaknya baik kok mas. Gelis pisan teh orangnya, pinter nyanyi lagi. Cuman karna dia tomboy aja dandanannya dia begitu'

'Ahaha. Nggak kok. Saya cuman suka suaranya. Saya anak band soalnya'

'Nah, tuh. Si mas ni jodoh kayaknya sama si Mawar. Samasama nekunin bidang musik'

'Hhaha. Bisa aja si bapak. Ini pak, uang tiketnya'

'Yaudah. Ini tiketnyah. Ntar kalo mas mau ketemu si Mawar bilang bapak ya. Nanti bapak ketemuin'

'Ahaha. Oke deh pak'

***

Hari sudah senja. Busbus sudah mulai tak beroperasi lagi. Mawar pun sudah tak mengamen lagi. Di saatsaat seperti ini, Mawar suka santai di warung Pak Soleh. Biasanya ia menghitung hasil mengamennya diwarung itu. Karna diwarung Pak Soleh aman dari para preman. Karna dulu Pak Soleh sendiri pernah menjadi preman di terminal. Bahkan bisa dibilang beliau itu bos besarnya. Tapi semenjak ia menikah, ia tak lagi menjadi preman. Walaupun begitu, Pak Soleh tetap mewantiwanti mantan anak buahnya agar tidak memalak orangorang yang ada di terminal ini. 'Kalo lo mau malakin orang jangan disini! Disono aje noh. Kalo gue liat lo lo pade malak disini, gue palak balik baru tau rase. Belum tau diye kalo gue malakin orang'. Kirakira, seperti itulah ancaman Pak Soleh.

'Dapat berapa hari ni neng?' tanya Pak Soleh kepada Mawar.

'Dapat 97rb, pak. Alhamdulillah tadi ada penumpang yang ngasi 50rb. Jadi dapat banyak hari ni', sembari memasukkan uangnya di kantong celananya, 'Oia, duit teh es. Hhe'

'Alah Mawar.. Mawar. Lo kalo nggak bayar juga nggak apeape, War. Lo tu uda bapak anggap anak sendiri. Nggak apapa kalo lo nggak bayar', ujar Pak Soleh.


'Ah, engga ah, pak. Mawar kan lagi banyak duit. Kalo lagi kere baru ntar minta gratis minumnya. Hhe'

'Dasar lo. Eh, nggak ikutan audisi Indonesian Idol, lo War? Tuh udah rame iklannya di tipi. Audisinya segera katenye.'

'Indonesian Idol? Pengen sih, pak. Tapi saingannya berat beraaatt. Apalagi Mawar cuman pengamen, kecil banget kemungkinannya.'

'Ah, elo mah pesimis. Suare lo tu bagus, War. Sayang banget kalo nggak dicoba. Coba deh, ntar lo ngomong sama enyak lo. Buktinye, sape tuh namenye? Yang menang taun kemaren?'

'Aris?'

'Nah, iye si Aris. Diye kan pengamen jugak sama kayak lo, War. Ayolahh.. Buktikan ke mereka kalo pengamen juge bise.'

'Yaudah deh, ntar Mawar coba nanya emak dulu.'

***

Malam pun telah tiba, lampulampu telah menghiasi jalanjalan dikota Bandung. Bintangbintang ikut menyinari kota kembang ini. Jam masih menunjukkan pukul 8, jalanjalan dan tempatempat umum masih terlihat ramai. Tak terkecuali Lea's Cafe. Di adakannya festival band pada Sabtu malam di Cafe itu menjadi ramai dibuatnya. Sampaisampai beberapa polisi ikut berjagajaga mengamankan Cafe tersebut.

'Eh, kita tampil habis ini kan??' tanya Bayu, vokalis de'Wall band.

'Iyaaa.. Nyanyinya jangan ancur ya, Bay. Haha', kata Dito sang drummer.

'Kampret lo, Dit', ujar Bayu gusar.

'Ahahaha', tawa Dito.

'Eh, udah udah. Mereka udah selesai main tuh', kata Reza menenangkan.

'Iya, nih. Kayak anak kecil', kata Vixa. De'Wall pun naik ke atas panggung setelah Mirror band tampil. Sementara yang lainnya checksound, Bayu pun menyapa para pengunjung cafe.

'Selamat malam para pengunjung sekalian. Kami dari de'Wall band. Ehmm.. sementara temanteman saya checksound, saya ingin mengabsen dulu. Pertama, ada saya Bayu sebagai vokalis. Dito pada drummer. Yang paling ganteng itu Reza, sebagai gitaris. Dan pada absen terakhir ada Vixa sebagai bassis', ujar Bayu memperkenalkan anggota bandnya. Akhirnya, mereka pun selesai checksound. Mereka menunggu ababa dari Bayu.

'Inilah persembahan dari kami. Selamat menyaksikan'

Jrengg..
Reza memainkan gitarnya. Kemudian dilanjutkan oleh Bayu, sang vokalis.

Mungkin aku jatuh cinta
Lagi didalam hidupku
Hatiku kini bertanya
Benarkah..
Ku tak ingin yang biasa
Seperti cinta yang dulu
Karena hatiku ingin
Cinta yang luar biasa
Oo.. Mungkin aku merasakan
Hadirmu karena..
Cintaku kini telah memilih
Ka..mu yang jadi kekasihku
Da..n cintaku kini kan berjanji
Ku kan setia sampai akhir hidupku nanti

Lagu itu pun berakhir. Gemuruh tepuk tangan memeriahkan suasana di cafe. Mereka bermain sangat baik. Mereka membuat para juri dan pengunjung cafe terbawa dengan lagu yang mereka bawakan. Lagu yang romantis :) Dan ternyata, mereka tak siasia. Lagu itu membawa mereka sebagai pemenang. Hadiahnya ada tropi dan uang tunai. Serta berkesempatan manggung di sebuah stasiun televisi swasta ternama di Jakarta nanti.

***

Mawar baru saja pulang dari mengamen. Sebelum pulang, Mawar mampir ke rumah makan terlebih dahulu. Ia membeli dua bungkus nasi goreng untuk ia dan ibunya dirumah. Mawar pun sampai dirumahnya.

'Salamualaikum.. Ibu.. Mawar pulang.. Nih Mawar bawain nasi goreng buat ibu..',kata Mawar mencaricari Ibunya. Nasi gorengnya itu ia letakkan di atas meja. Ia mencoba mengecek ke kamar. Ternyata ibunya telah terbaring di kasur sambil memegang sapu tangan. Belakangan, diketahui ternyata ibu Mawar mengidap penyakit TBC akut. Awalnya hanya batukbatuk biasa, tapi selama 2minggu kemudian batuknya tidak sembuhsembuh. Malah mengeluarkan darah.

'Ibu.. Ibu nggak apapa?' tanya Mawar.

'Nggak, uhuk.. uhuk.. ibu nggak apapa. Gimana tadi uhuk.. ngamennya nak?' tanya ibu Mawar kembali.

'Ngamennya lancar bu. Alhamdulillah tadi ada yang ngasih Mawar 50rb. Mawar sempat kaget. Tapi dia bilang dia ngasih itu buat Mawar, suara Mawar bagus katanya', jawab Mawar.

'Baguslah nak. Uhuk.. Uhuk..', kata ibu Mawar menahan rasa sakitnya.

'Oia, kan.. Eh, ibu tunggu bentar ya. Mawar ambilin nasi goreng yang Mawar beli tadi. Mawar suapin buat ibu', katanya sambil tersenyum. Mawar pun membuka bungkus nasi goreng yang tadi dibelinya. Ia mengurungkan niatnya di warung Pak Soleh tadi untuk bicara tentang audisi Indonesian Idol pada ibunya. Mawar ingin memberi kejutan pada ibunya jika ia lulus audisi nanti. Keesokan harinya, Mawar bersantai di Warung Pak Soleh lagi. Kali ini ia tak sekedar minum teh es bersama Yani seperti biasanya. Tapi ia berdiskusi dengan Pak Soleh tentang audisi itu.

'Gimana War? Udah bilang lo ke emak lo kalo lo bakal ikut audisi?' tanya Pak Soleh.

'Udah, pak. Ibu ngijinin', jawab Mawar sedikit berbohong,'Cuman Mawar bingung ehh pake baju apa buat audisi'

'Ah, gampang. Audisinya kan tige hari lagi tuh. Besok gue bawe lo ke Tanah Abang cari baju buat ntar lo audisi', ujar Pak Soleh.

'Buseett. Beneran neh?'

'Iyee..'

'Aseekk.. Asek..'

'Yani ikut ye pak?',tanya Yani. Kalo ada halhal macem kayak gini dia paling semangat dah.

'Ngapain lo ikut? Kan yang gue ajak itu si Mawar, bukan elo. Tanya Mawar aje mau ngajak lo ape kagak. Bapak terserah Mawar aje.'

'Mawarr..'

'Hmm..'

'Bole ya?'

'Apa??'

'Ikut ke Tanah Abang..'

'Emang ke Tanah Abang mau ngapain? '

'Mau jualan teh es! Pak Soleh pindah tempet ke Tanah Abang. zzz'

'Ahahaha. Lo boleh ikut kok Yan. Lo kan temen gue'

'Eh, uda nyiapin lagu belum lo? Bakal audisi ntar?'

'Belum dong pak. Hhe'

'Kenapa kagak lo nyanyiin lagu yang si itu noh? Ape tuh namanya si Pidi'

'Vidi Aldiano maksudnye? Ahaha. Iya deh ntar Mawar pikirpikir.'

***

'Paaaaaaagii semuaaa. Masih kuat?', sapa pembawa acara kepada para perserta. Ya, hari ini hari pertama audisi Indonesian Idol untuk region Jakarta. Pukul 7 pagi peserta sudah membludak di Mega Glodok Kemayoran Jakarta sebagai tempat pendaftaran. Padahal audisi akan dimulai jam 8 nanti. Peserta terdiri dari berbagai kalangan. Tua muda bercampur baur disini. Bahkan sampai ada yang rela mendandani dirinya dengan kostum yang unik. Dari wajahwajahnya, mereka terlihat waswas sekali. mengunggu giliran audisi. Tak terkecuali Mawar. Ia terlihat gugup melihat pandangan di sekelilingnya. Apalagi dengan statusnya yang hanya sebagai pengamen jalanan itu membuatnya minder. Sembari menunggu giliran, Mawar mencoba memantapkan vokalnya. Ia juga mencoba berbaur dengan peserta lain. Respon mereka kepada Mawar cukup baik. Tak heran, Mawar sangat menikmati perkenalan mereka.

'Haloooo', sapa host Indonesian Idol.

'Haloo', jawab para peserta.

'Masih kuat nggaakk?'

'Maseeehhh'

'Wew, udah pada makan dong ya?'

'Beloooommm'

'Nah, pas nih. Sambil kalian menunggu giliran. Ada yang mau menghibur kalian buat ngisi perut dengan lgulagu. Gue panggil, ini dy DE'WALL BAND!!' Tepuk tangan para peserta mengiringi band yang di gawangi Bayu itu naik ke atas panggung. Walaupun ada hiburan baru, Mawar masih saja bercengkrama dengan teman barunya itu. Mereka bertukar pengalaman satu sama lain. Kemudian de'Wall memainkan sebuah lagu. D'Masiv - Jangan Menyerah. Lagu itu mereka mainkan untuk memberi dukungan kepada peserta agar tak menyerah pada audisi ini. Tepuk tangan para peserta mengiringi berakhirnya lagu itu. Personel de'Wall turun dari panggung, dan bersantai di pinggir panggung. Sementara itu, panitia kemudian memanggil peserta nomor 511 - 520 untuk menunggu di ruang tunggu berikutnya, sebelum masuk ke ruang audisi. Mawar yang memiliki nomor 516 merasa terpanggil. Ia menemui panitia untuk konfirmasi. Selesai konfirmasi, Mawar berdiri sebentar menunggu peserta yang lain. Akan tetapi pada saat itu, salah seorang personel de'Wall berbincangbincang dengan Mawar.

'Hey, lo yang suka ngamen di bis Bandung kan?' tanya personel itu.

'Ia, siapa ya?' ujar Mawar.

'Gue yang kemaren muji suara lo. Kenalin, gue Reza', sambil menyerahkan tangannya.

'Oh, gue Mawar', menjabat tangan Reza,'Jadi elo yang ngasih gue 50rb itu?'

'Ahaha. Iya. Nggak nyangka ya ketemu disini. Uda mau masuk ruangan ya?'

'Hooh. Doain gue ya.' 'Wokehh. Gue tunggu lo di lobi ya. Gue pengeng ngomong banyak ma lo'

'Ha? Oh, iya deh. Ntar gue kesana', ujar Mawar sambil berlalu dari tempat itu. Ia bersama 9 peserta lainnya dibawa ke ruangan yang lebih kecil dari ruangan tadi. Ia harus menunggu lagi sebelum masuk ruang audisi. Mawar semakin waswas, ia takut ia tak jadi memberi kejutan pada ibunya. Dan akhirnya, peserta nomor 516 pun masuk ke ruangan.

'Mawar ya?' tanya salah satu juri.

'Iya', jawab Mawar dengan sedikit gugup.

'Mau nyanyi apa?'

'Warna, Sheila Majid'

Di sisi lain, rumah Mawar tampak tertutup. Bibi Muti, tetangga Mawar terlihat mengetukngetuk pintu rumah Mawar. Tak ada jawaban dari dalam. Padahal ibu Mawar tidak keluar rumah. Bibi Muti yang awalnya ingin meminjam alat dapur jadi curiga. Bibi Muti pun meminta tolong Pak RT yang kebetulan lewat untuk mendobrak pintu rumah Mawar. Warga yang melihat kejadian itu ikut curiga. Mereka pun membantu Pak RT mendobrak pintu. Pintu pun terbuka. Bibi Muti mengecek keadaan rumah Mawar. 'Astagfirulahhaladzim.. Bu Mawar?!'

Mawar akhirnya keluar dari ruang audisi itu. Ia berjalan menuju lobi untuk menemui Reza. Tangannya masih gemetar, berkeringat dingin karna grogi. Seakan akan ia tak bisa menyentuh satu benda sekalipun. Matanya berkacakaca, tak tahan ingin mengeluarkan air mata.

'Mawar? Gimana hasilnya?' tanya Reza.

'Hasilnyaaa..' kata Mawar sambil menghapus airmatanya.

'Yaudah. Sabar aja ya. Masih ada taun depan. Ada gue kok disini.'

'Ahaha. Apaan sih? Gue lulus audisi jugak. Nih Golden Tiketnya. Haha.'

'Yee.. Kirain.'

'Ahaha. Gue nggak nyangka, za bisa lolos audisi. Makanya gue hampir nangis. Akhirnya nyokap gue bisa bangga ngeliat gue'

'Salut gue sama lo, War. Habis ini lo mau kemana? Pulang? Gue anterin ya?'

'Iya, gue mau pulang. Capek gue. Nggak sabar pengen nunjukin ini ke nyokap'

***

Mawar hampir sampai dirumahnya. Ia bingung, kenapa tetangganya sedang sibuk melakukan aktivitas di rumahnya. 'Apa ada kerja bakti? Tumben baangeett ngumpul dirumah gue. Biasanya juga dirumah si jurangan kambing. Tapi kalo pada mau kerja bakti kenapa pada pake peci semua? Pake baju muslim? Ta'lim apa ya?' pikir Mawar dalam hati. Tak lama pak RT membawa sebuah bendera. Kemudian mengikatkannya didepan rumahnya. Sebuah bendera berwarna kuning, lambang kematian.

'War, siapa yang mening..' belum sempat Reza berbicara pada Mawar. Mawar langsung berlari menuju rumahnya. Sesampainya didalam, ia syok. Tak bisa berkata apapa lagi. Golden Ticket yang digenggamnya sejak tadi seketika terlepas begitu saja setelah ia melihat ibunya sudah terbujur kaku tak bergerak. Mawar terjatuh didepan jasad ibunya. Airmatanya menetes.

'Ibu.. Ini Mawar..' ujar Mawar mencoba berbicara pada ibunya. Di ambilnya Golden Ticket yang terjatuh tadi, 'Ibu.. Ibu liat deh. Ini namanya Tiket Emas..' Di cobanya untuk menghapus airmatanya itu. Tapi yang ada, malah menetes lebih banyak. 'Tadi Mawar ikut audisi Indonesian Idol. Mawar lolos buu.. Makanya dapet Tiket Emas ini..'

'Mawar sengaja nggak ngasih tau ibu. Maksudnya mau ngasih kejutan sama ibu.. Eh, malah ibu yang ngasih kejutan ke Mawar.'

'Mawar titip salam ya buat bapak. Mawar harap ibu bisa ketemu bapak disana', ujar Mawar sambil sedikit tersenyum, padahal airmatanya menetes. Dipeluknya Reza yang kini berada di sampingnya. Menangis dipelukan Reza.

***

Hari ini Kami akan membawa
Nadanada dari segala emosi jiwa yang ada
Dan yakinlah
Bila suatu hari
Kau kan ada bersama kami disini
Hanya bahagia
Yang akan kami bawa disini
Tak akan ada tangisan dan airmata
Dalam perjuangan yang tlah dilewati semua
Jadikan kami
Idola Indonesiaaaa


Gemuruh tepuk tangan mengiringi dimulainya babak spektakuler Indonesian Idol di Balai Sarbini, Jakarta. Para penonton saling meneriakan nama finalis yang mereka idolakan. 'Malam pemirsa dan penonton yang ada di Balai Sarbini. Bertemu lagi dengan saya Daniel Manantha'

'Dan saya Amelia Natasha alias Ata, dalam babak spektakuler'

'INDONESIAN IDOL !' seru Daniel dan Ata.

'Hari ini kita akan perkenalkan dulu para finalis ini. Pertama ada, Shinta dari Yogyakarta'

'Ada Fika dari Medan'

'Delan dari Jakarta'

'Arga dari Jakarta'

'Ada Zee dari Bandung'

'Shena wakil Pontianak'

'Bulan dari Bandung'

'Kenny dari Jakarta'

'Kiki dari Surabaya'

'Erzi dari Lampung'

'Eza wakil Bandung'

'Dan yang terakhir, yang paling banyak fansnya mulai dari babak workshop kemaren yaitu MAWAR DARI JAKARTA' Tepuk tangan kembali memenuhi Balai Sarbini. Mawar telah berhasil mewujudkan impiannya menjadi salah satu finalis di babak spektakuler. Mawar benarbenar membuat kedua orangtuanya bangga dengan semuanya itu. Walaupun mereka tidak ada didunia lagi tapi Mawar yakin mereka melihat Mawar dari atas sana dan slalu mendoakan Mawar. Hanya saja Reza, orang terdekatnya sekarang ini tidak bisa menonton Mawar di Balai Sarbini. Ia sedang melanjutkan kuliah musiknya di Australia. Tiga bulan kemudian adalah babak final dari Indonesian Idol. Tak hanya masuk dalam babak spektakuler, Mawar juga berhasil masuk dalam babak final bersama dengan Erzi. Dari hari ke hari vokal Mawar semakin baik. Persaingan sudah selesai. Tinggal menunggu pengumuman saja lagi. Di backstage, Mawar memiliki ruangan sendiri untuk rias dan berganti baju. Mawar mencoba mendengarkan musik dari mp3nya untuk menghilangkan kegugupannya. Tak lama, ada yang mengetok pintunya.

'Siapa? Nggak dikunci kok' tanya Mawar.

'Ni gue', ujar salah satu crew di backstage, 'Gue cuman mau ngasih ini nih. Paket buat lo', sambil memberikan paket itu ke Mawar.

'Dari siapa?', tanya Mawar.

'Gak tauk. Dari Australi kalo gak salah', sambil keluar dari ruangan itu. Dibukanya paket itu oleh Mawar. Ternyata isinya sebuah DVD. DVD itu pun di putarnya di ruangannya. Kebetulan ada DVD player dan televisi di ruangannya itu.

PLAY >>

'Hei Mawar. Apa kabar? Gimana kontesnya? Katanya lo masuk final ya? Selamet yaaa', ujar Reza. Ternyata DVD ini berisi rekaman katakata Reza yang ingin lelaki itu katakan pada Mawar.

'Ehmm, pasti lo heran ya kenapa gue kasih ini ke elo? Ehmm..gini. Pertama, gue mau minta maaf sama lo. Terus terang, gue boong soal studi gue ke Ausi. Sebenernya, gue terapi War.. Berobat.'

'Udah tiga tahun ini, gue ngidep penyakit tumor otak. Gue nggak mau bikin lo khawatir, War. Gue uda gede kok, bisa jaga diri gue sendiri. Sebelumnya, gue mau ngucapin trimakasih buat lo. Berkat lo, hidup gue jadi berwarna lagi. Gue jadi punya spirit. Gue jadi semangat hidup karna ada lo. Kalo misalnya gue nggak bisa nemenin lo lagi, jangan nangisin gue ya? Lo kan kuat. Lo pasti bisa. Gue nggak suka liat lo nangis. Cengeng kayak cewekcewek lainnya. Gue suka senyum lo. Usahain tersenyum buat gue ya? Eh, udah dulu ya. Gue mau operasi dulu. Gue nggak tau dah masih hidup apa enggak setelah ini. Bye Mawar!'

*tes !

Airmata Mawar menetes. Dia ggak nyangka kalau ternyata Reza punya penyakit seganas itu. DVD singkat itu membuat Mawar jadi down. Pikirannya jadi kacau, terbelahbelah. Tak lama, video itu menayangkan Reza kembali.

'Oia, emmm..


'I LOVE YOU'







'Mawar..'


Balai Sarbini terdiam. Para penonton waswas menunggu hasil, siapa yang akan jadi juaranya.
'Indonesian Idol of the year is...'

'is...'

'M A W A R !!

' Tak dipungkiri lagi, Mawar langsung bersujud di panggung tersebut. Penonton berdiri, bertepuk tangan menyambut hadirnya idola baru. Mawar tak percaya ia keluar sebagai juara. Sebagai idola Indonesia. Air mata mengalir dipipinya. Menangis karna kebahagiaan. Para finalis perempuan lainnya memeluk Mawar. Mereka ikut berbahagia dengan kemenangan Mawar. Mawar memang pantas keluar sebagai pemenang. Dengan suaranya yang khas, Mawar berhasil membius para penonton dengan suaranya itu. Mawar pun menyanyikan sebuah lagu penutup untuk para penonton Indonesian Idol.

Ku buka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi sebuah gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku


Mawar tak melanjutkan nyanyiannya. Ia tak sanggup. Airmata sudah terlalu banyak yang mengalir dipipinya. Dipeluknya Shinta yang berada disebelahnya. Dicobanya untuk melanjutkan syair terakhir lagu Melly Goeslaw itu.

Oo.. Bunda.. Ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam..




HATIKU..

***

Acara telah usai. Balai Sarbini sudah sepi dari penonton. Tertinggal para kru saja yang ada ditempat itu. Ketika Mawar sedang membersihkan riasannya, seseorang datang mengetuk pintu. Masuk ke dalam ruangan Mawar dengan membawa sebuah rangkaian besar bunga mawar merah. 'Wow. Mawar dikasih mawar', ujar Mawar ceplos, 'Dari siapa, mas?'

'Dari saya', jawab lelaki itu sambil tersenyum.

'Reza?!?', teriak Mawar. Dipeluknya Reza itu.

'Katanya lo operasi? Kok ada disini? Ah, bo'ong nii videonyaaaaa. Ancrit. Tega nihhh'

'Ahaha. Videonya nggak bo'ong kok. Semua kata kata gue itu beneran. Termasuk yang terakhir. Cuman operasinya aja yang nggak jadi. Hhe', ujarnya sambil tersenyum. Mawar GR. Dia jadi senyamsenyum sendiri tak karuan.

'Eh, mau nemenin gue nggak? ' tanya Reza.

'Kemana? '

***

Langit telah larut. Jam telah menunjukkan pukul 11malam. Mobil hitam itu meluncur dengan lancar di jalanjalan raya Jakarta. Sepuluh menit kemudian, Reza dan Mawar sampai di sebuah tempat umum, tempat bianglala, tong edan dan lainlainnya berada.

'War, kita naik itu yok', ujar Reza sambil menunjuk bianglala.

'Ayok! Eh, muke lo kenapa, Za? Kok kayaknya pucat gitu? Lo sakit? '

'Engga kok, War. Kata siapa gue sakit? Yuk kesana'. Reza dan Mawar pun menaiki salah satu kursi di bianglala itu. Hanya mereka pengunjung yang tersisa disitu. Karena sebenarnya, tempatnya suda tutup. Bianglala itu perlahan berputar. Reza merebahkan tubuhnya di pangkuan Mawar. Dieluselusnya rambut Reza itu oleh Mawar sembari menunggu bianglala itu selesai berputar. Tak berapa lama sekitar dua-tiga menit, bianglala itu pun selesai berputar.

'Zaa.. Udah berenti nih bianglalanya. Bangun gih', kata Mawar. Tapi tak ada satu reaksi pun dari Reza.

'Za, lo ngerjain gue ya? Bangun gih. Pegel nihhh, paha gue', masih juga tak ada gerakan. Dirabanya tangan Reza. Mencari denyut nadi. Tapi ternyata, Reza sudah tiada lagi disisi Mawar.

5 comments:

ndri . ndri . ndri said...

beh beh trakhirnya kasian bah , knpa harus mati coba ?

dindaa.. said...

keren! suka bengeeeeeeeettt :D . tapi, sedih kak . T.T

http://your-eyespeak.blogspot.com

dindaa.. said...

keren! suka bengeeeeeeeettt :D . tapi, sedih kak . T.T

http://your-eyespeak.blogspot.com

Fajaryan said...

KENAPA Reza nya gak operasi? dasar... :(

tapi keren kok.. juga aku ngerti kenapa mawar g nyanyiin lagi pidi.. berat lagu tuh... aku udah pernah nyoba..

Anonymous said...

Terima kasih untuk blog yang menarik

 
;